Pandu
Integritas
Jam
Olahraga
Pagi itu ibu guru
olahraga tidak hadir di sekolah, beliau sedang sakit. Sudah dua kali pertemuan
ibu guru tidak hadir. Kami siswa kelas empat melakukan olahraga bersama wali
kelas kami, bapak Hanung Manggara.
Di kelas empat kami
memiliki beberapa orang guru yang mengajar di kelas kami. Wali kelas kami,
bapak Hanung mengajar Tematik, Matematika, Bahasa Jawa, dan Bahasa Inggris. Bu
Viani mengajar kami mata pelajaran agama seperti fiqih, Bahasa Arab, Sejarah
Kebudayaan Islam dan Aqidah akhlak serta Al quran hadis dan bu Ida mengajar
olah raga. Kami sekolah di Madrasah Ibtidaiyah.
Pagi itu cuaca sangat
terang, kami bersiap siap untuk berolah raga. Teman temanku berganti pakaian
dari seragam identitas di hari rabu ini dengan baju olah raga. Bapak guru
mempersiapkan peralatan untuk kami berolah raga pagi ini. Seragam olahraga kami
berwarna oranye, pak guru tampak sedang membuat garis di tanah. Aku dan
teman-temanku melihat pak guru membawa bola kecil berwarna kuning dan membawa
pemukul.
“ Apa yang di bawa pak
guru Nas “ tanyaku pada Anas, teman sebangkuku yang tubuhnya besar. Anas
kemudian melihat kearah pak guru dan berkata “ Itu pemukul kasti Ndu, dan
bolanya, tampaknya hari ini kita akan bermain kasti” jawabnya pelan. Ndu, nama
pengglan teman-temanku untukku untuku, Pandu Integritas.
Aku akan sedikit
bercerita tentang sekolahku. Aku sekolah di madrasah Ibtidaiyah, madrasah
ibtidaiyah adalah sebuah sekolah dasar islam di daerahku. Di desa kami ada 4
sekolah dasar dan satu madrasah, dan di madrasah inilah aku dan teman-temanku
bersekolah.
Semua teman-temanku sudah
selesai berganti seragam. Mereka bersiap siap di lapangan. “ Komando saya ambil
alih, Semuanya siap grak “ kata Azar, ketua kelas kami menyiapkan. “ Lencang
depan grak “ lanjutnya. Setelah barisan lurus, kami disiapkan kembali.
“ Terimakasih Azhar,
silahkan kembali ke samping barisan “ kata pak guru, kemudian Azhar kembali ke
barisan. “ Sebelum olahraga kita mulai, mari kita berdoa terlebih dahulu,
berdoa mulai “ kemudian mereka semua menundukan kepala dan berdoa. “ Berdoa
selesai” lanjut pak guru. “ Sebelum kita
memulai olahraga, ayo kita melakukan pemanasan terlebih dahulu, ayo rentangkan
tangan , gesernya kiri “ kemudian kami mulai melakukan pemanasan. Kita mulai
dari menggerakan kepala dan leher secara perlahan lahan tanpa di hentakan
dengan hitungan satu sampai delapan. Setelah kepala kita turunke bawah,
menggerakan pundak, tangan dan kaki untuk melenturkan badan agar kita siap
untuk berolahraga, dan pemanasan ini diakhiri dengan berlari mengelilingi
lapangan satu kali.
“ Baik, kemarin kita
sudah melakukan olah raga permainan kasti. Kita ingat-ingat permainan kemarin.
Sudah paham aturan mainnya “ kata pak guru “ sudah pak guru “ sahut
teman-temanku “ Kasti adalah permainan satu tim. Dan dalam tim butuh kekompakan
dan kerja sama untuk mencapai kemenangan. Dan jangan lupa, kalah menang dalam
permainan itu biasa, yang penting kita bermain dengan jujur. Yang menang tidak
mengejek yang kalah dan yang kalah bisa menerima kekalahannya, mengerti “
lanjut pak guru “ mengerti pak guru “ lanjut teman-teman.
“ Baik, seperti biasa
bagi kelas ini menjadi 2 tim. Siapa yang mau memipin hari “
“ Pandu dan Azhar pak
guru “ Sahut Nurul teman perempuan sekelas kami “ bagaimana teman-teman ? “
lanjut Tri Utami, teman perempuan kami yang lain. “ setuju” sahut teman-teman
yang lain.
“ Baik, sekarang Pandu
dan Azhar silahkan maju ke depan dan pak guru memberi kalian berdua kesempatan untuk
memilih tim kalian sendiri. Silahkan Pandu dan Azhar suit, yang menang memlih
tim duluan. Kemudian mereka berdua suit dan yang menang meilih tim dulu. “
Nurul “ kata Pandu, “ Tri Utami “ lanjut Azhar, “ Ruki” Lanjut Pandu. Kemudian
mereka saling memilih tim dan menghasbiskan seluruh siswa kelas 4 yang berjumlah
18 orang.
Setelah semua selesai,
kita mulai memasang di posisi masing-masing. Yang menang menempatkan diri di
posisnya dan yang kalah menempatkan diri di posisinya. Pak guru sudah
menyiapkan lapangan kasti untuk kami. Ruang pemukul, ruang penjaga, ruang pelambung,
tiang hinggap pertama dan tiang hinggap kedua. Pak guru di sini bertindak
sebagai pelempar bola.
Permainan di mulai pemain
pertama memukul bola yang dileamparkan oleh pak guru dan, “ Tak “ bola mengenai
pemukul dan bola melambung tinggi. Pemkul kemudian berlari ke tiang hinggap 1
dan bola yang melambung akhirnya tertangkap. Pemukul kedua kemudian memukul
bola yang dilemparkan pak guru dan “ Tak “ dia tidak berhasil memukul bola ini,
tapi dengan sigap dia berlari ketiang penjaga. Penjaga langsung mengambil bola
itu dan melemparkanya pada sang pemukul, namun lemparan itu meleset karena sang
pemukul berhasil menghindari lemparan itu. Mereka yang sudah berhasil sampai ke
tiang hinggap pertama menuju ke tiang hinggap kedua.
Lemparan melambung dan
bola berhasil dipukul, bola melambung tinggi melintasi pepohonan yang berada di
sekitar lingkungan. Pukulan ketiga ini begitu tinggi dan jauh. Melihat bola yang sudah melambung tinggi ke
angkasa, mereka yang sudah berada di tiang hinggap dua berlari pulang ke posisi
semula, mereka kembali bersiap-siap untuk memukul. Bola yang melambung tadi
terus dan terus di cari, akhirnya ketemu dan bola kembali dilempar ke tiang
pelambung.
Tim Pandu masih memimpin
pertandingan. Tim Azhar masih di posisi yang kalah. Permainan terus berlanjut,
pemukul demi pemukul sudah silih berganti dan pada akhirnya, Bola yang di pukul
Ruki berhasil di tangkap Azhar dan bola yang di tangan langsung saja di
lemparkan dan “ Buk “ bola kasti Kuning itu kena di punggung Ruki. Sontak tim
Azhar langsung berlari an ke tiang hinggap pertama, tiang hinggap ke dua, dan
ada juga yang langsung ke ruang pemukul. Sekema permainan sekarang berubah. Tim
Azhar yang memukul dan tim Pandu yang
masang.
Permainan kembali
berlangsung. Pukulan demi pukulan dari tim Azhar berhasil melambung tinggi dan
sulit di tangkap. Rupanya tim Azhar benar-benar sedang menikmati kemenangannya.
Lemparan Pandu, Nurul, dan Ruki belum berhasil mengenai tim Azhar.
Ruki tampak mulai lelah
di posisi yang kalah “ Ndu, mereka hebat hebat ya “ kata Azhar “ Sudah yuk,
lelah aku kalah terus” lalu Ruki pun pergi “ Mau kemana Ruk, Sabar, tunggu
sampai permainan selesai “ kata Pandu sambil memegang pundak Ruki. Kemudian
Ruki kembali ke tempatnya semula. “ Baiklah Ndu, “ sampai permainan selesai tim
Pandu belum juga memenangkan pertandingan. Pak guru membunyikan peluit panjang
tanda permainan telah seesai.
“ Sini berkumpul, kita
akan membahas permainan tadi sebelum kita istirahat, silahkan bekumpul dengan
santai dan boleh sambil duduk. “ Siswa kelas empat mulai berkumpul dan duduk
dengan tenang. “ Secara keseluruhann tadi kalian tadi bermain dengan baik.
Hanya saja ada pemain yang masang hanya berdiri saja, dan kelihatan bingung mau
berbuat apa. Ada juga yang semangat, kelihatan lelah bola melompat ke sana, di
kejar, ke sini di kejar kesini, kelihatan melelahkan. Tapi seperti saua ingat,
ini adalah sebuah permainan tim, jadi tidak ada keberhasilan yang diraih
sendiri, tapi kemenangan ini adalah kemanangan bersama”
“ Kalah dan menang dalam
permainan itu biasa, yang penting untuk yang menang kita tidak boleh sombong, tidak menjelekan
yang kalah, dan jangan terlalu menunjukan kebahagiaan kalian, karena banyak
hati yang harus kita jaga dengan kemenangan itu, dan kita yang kalah juga tidak
marah, kalian mau menerima kekalahan, dan mau berjiwa besar dengan memberikan
selamat kepada mereka yang menang, jangan lupa terus berjuang agar lebih baik
lagi di kemudian hari. “
Setelah olahraga selesai,
mereka kembali berganti pakaian seragam olah raga dengan seragam sekolah dan
beristirahat. Mereka di kelas mulai memakan bekal yang dibawakan oleh orang tua
mereka.
Penulis: Hanung
Manggara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar